Senin, 13 Juli 2009

APAKAH PASANGAN KITA ORANG YANG TEPAT UNTUK DINIKAHI? APAKAH KITA SENDIRI SUDAH SIAP UNTUK MENIKAH?

Ada beberapa faktor yang sebaiknya diketahui sebelum menentukan apakah pasangan kita pasangan yang tepat untuk dinikahi atau untuk menentukan apakah kita sendiri pun siap menikah bersama pasangan kita. Karena tanpa disadari cinta saja sebenarnya belum cukup.


1.    self evaluation

Evaluasi diri kita sendiri apa sebenarnya harapan, keinginan dan ekspektasi kita terhadap pasangan. Pada intinya pernikahan itu didasari oleh ekspektasi masing-masing terhadap pasangannya. Yang bisa membuat sebuah pernikahan  membahagiakan atau mengecewakan adalah tercapai atau tidaknya ekspektasi kita dari pasangan. Ketika orang menikah mereka merasa telah memberikan segalanya kepada pasangannya karenanya harapan dan ekspektasi mereka terhadap pasangannya pun semakin meningkat. Apabila ekspektasi itu tidak terpenuhi maka rasa kecewa yang akan dirasakan pun semakin besar. Sebaliknya apabila pasangan bisa memenuhi ekspektasi kita maka pernikahan akan menjadi menyenangkan karena kebutuhan kita terpenuhi oleh pasangan. Cobalah bicarakan ekpektasi dan harapan kita kepada pasangan, lihatlah apakah ada kesesuaian atau apakah ekspektasi kita bisa terpenuhi dari pasangan. Apabila pasangan kita mampu memenuhi ekspektasi kita, maka dia bisa menjadi pasangan yang tepat buat kita. Apabila tidak bisa, maka kita harus mengkomunikasikan lagi kepada pasangan kita dan meyakinkan diri kita sendiri apakah ia pasangan yang tepat untuk kita.

Ada baiknya juga menanyakan ke pada pasangan kita apa keinginan, harapan dan ekspektasi pasangan kita terhadap kita. Dengan begitu kita bisa menilai diri kita sendiri mampu atau tidakkah kita memenuhi harapan pasangan.


2.    Komunikasi

Komunikasi merupakan tombak pernikahan. Sebelum kita menentukan apakah pasangan kita merupakan soulmate yang tepat untuk kita maka perhatikan terlebih dahulu pola komunikasi kita dengan pasangan kita. Apakah kita mampu berkomunikasi secara sehat kepada pasangan kita? Komunikasi  yang efektif juga satu-satunya yang bisa membantu kita untuk mengungkapkan harapan dan ekspektasi kita terhadap pasangan. Apabila kita tidak mampu berkomunikasi dan menyatakan keinginan kita maka hal ini harus menjadi pertimbangan yang sangat penting. Tanpa adanya komunikasi yang efektif atau dua arah maka kehidupan pernikahan nantinya bisa menjadi sangat terganggu.


3.    Emotional attachment (kedekatan emosional)

Kedekatan secara emosional dibutuhkan untuk hubungan yang lebih serius. Kedekatan emosional lah yang membedakan antara hubungan yang didasari oleh napsu belaka ataupun oleh cinta. Kedekatan emosional ditandai dengan adanya keinginan kita untuk mengenal dan memperhatikan pasangan secara lebih jauh, merasa saling membutuhkan, peduli terhadap sesama, membagi kasih sayang dan siap berkorban. Sebaliknya hubungan yang didasari oleh napsu hanyalah terfokuskan pada kepuasan saja. Yang penting untuk pernikahan adalah hubungan yang didalamnya terdapat kedekatan emosional.


4.    Ketertarikan secara intim dan seksual

Ini menjadi hal yang penting karena kita akan membagi seumur hidup kita kepada pasangan kita. Apabila hubungan hanya didasari oleh kebersamaan saja tanpa adanya rasa ketertarikan secara intim dan seksual maka pernikahan bisa menjadi hambar.

 

5.    Komitmen

Adanya komitmen diantara diri kita dan pasangan untuk menjalankan hubungan ke jenjang pernikahan dan tahap yang lebih serius merupakan hal yang tidak boleh terlupakan. Komitmenlah yang bisa memotivasi diri kita dan pasangan untuk mengatasi konfik bersama, bertahan pada hubungan yang sedang renggang dan mencegah perceraian.

Karena itu sebelum  menentukan apakah pasangan kita dan diri kita sendiri sudah tepat untuk menikah, cobalah menilai apakah kita dan pasangan kita sudah mampu untuk berkomitmen seumur hidup.

 

 


Regards,

STAFF WEB KONSELING

Tidak ada komentar: