"Ada apa sih?" .. "Kok diem aja?".. "Kenapa sih susah banget untuk ngomongin?".. "Ngomong dooongg!"..
Sering gak sih kita melihat orang-orang terdekat kita lagi ada masalah, down, atau lagi sedih, tetapi ketika kita berusaha membantu mereka kayaknya susaaahhh sekali bagi mereka untuk terbuka sama kita? Kita sering denger bahwa hubungan yang awet dan harmonis itu didasari oleh pola komunikasi yang baik. Tetapi, gimana donggg kalau orang yang kita sayang suliiitt sekali untuk terbuka dan berkomunikasi sama kita?
Ternyata ada beberapa tips (dari konselor psikodinamika: Christina Fraser, 2007) yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka untuk mau terbuka.
Seseorang akan merasa kesulitan untuk menggambarkan perasaan yang sedang ia alami atau mengeluarkan beban yang berlebih setelah mendapat cobaan, melewati krisis, mengalami masa-masa sulit, dll. Namun, inisiatifmu untuk mengajukan pertanyaan kepada mereka dapat membantu mereka untuk memulai komunikasi agar dapat lebih terbuka. Pastikan pertanyaanmu adalah pertanyaan terbuka (jangan pertanyaan yang jawabannya ya dan tidak), agar mereka dapat memberikan penjelasan dan informasi lebih yang berkaitan dengan pertanyaanmu.
Adalah wajar apabila pertanyaanmu tidak langsung dijawab secara gamblang dan mendetail. Untuk itu kesabaran pun diperlukan karena mereka pasti memerlukan waktu (lama/sebentar tergantung dari individual masing-masing) untuk dapat mengeluarkan beban mereka sedikit demi sedikit. Bersabarlah, it's worth the wait!
Jangan berasumsi bahwa kamu mengetahui apa yang mereka rasakan. Misalnya, hindarkan keinginan untuk mengomentari, "gue tau rasanya seperti apa.." atau "saya mengerti sekali apa yang kamu rasakan sekarang".. karena hal tersebut tidak membantu mereka untuk meringankan beban perasaan yang mereka alami. Walaupun kamu pernah merasakan hal yang sama, sebaiknya tidak menggunakan kata-kata yang bisa membuat mereka menjadi tambah mendalami perasaan sedih mereka. Mereka lebih membutuhkan dukunganmu dan kamu dapat mengganti kata-kata tadi dengan "gue ikut prihatin ya.." atau "yang sabar menghadapi semua ini ya" atau "apapun yang kamu perlukan, aku akan berusaha ada untukmu".
Kamu harus memiliki alasan yang kuat mengapa kamu ingin keterbukaan orang-orang terdekatmu itu. Kadang-kadang keterbukaan yang terjadi bukanlah semata-mata karena mereka ingin meminta nasehatmu, namun mereka menginginkan dukungan moral darimu ketika mereka menghadapi situasi yang berat. Jadilah pendengar yang baik dan tunjukkan simpatimu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar