Kepribadian yang mana sih yang sebenarnya lebih baik? Introvert atau extrovert? Bagaimana yah caranya supaya bisa menjadi orang dengan keribadian ekstrovert? Jika aku lebih memilih untuk sendiri apakah berarti aku memiliki kelainan? Mengapa orang lain bisa memiliki kepribadian yang lebih menyenangkan sedangkan aku tidak?
Kalimat-kalimat tanya diatas mungkin menjadi pertanyaan yang cukup umum diatara orang-orang khususnya para remaja yang dituntut untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Apa sih yang sebenarnya dimaksud dengan ciri kepribadian extrovert dan introvert? Kepribadian Extrovert merupakan kepribadian yang stimulus utamanya berasal dari lingkungan. Karenanya orang dengan kepribadian extrovert senang bersosialisasi, asertif, dan terbuka pada lingkungan. Sebaliknya kepribadian introvert merupakan kepribadian yang stimulus utamanya berasal dari diri sendiri. Orang dengan kepribadian introvert biasanya cenderung lebih tertutup, tidak asertif dan menyenangi kegiatan-kegiatan individual.
Kedua ciri kepribadian tersebut memiliki aspek-aspek positif dan negatif, sehingga sebenarnya tidak ada kepribadian yang lebih baik atau lebih buruk diantara keduanya. Menjadi penyendiri bukan berarti hal yang negatif atau memiliki kelainan, begitu pula sebaliknya dengan orang yang selalu membutuhkan orang lain. Setiap orang memiliki batasan kenyamanan tertentu dalam bersosialisasi, bergaul dan membuka dirinya pada lingkungan. Oleh karena itu tidak ada yang salah dengan menjadi extrovert maupun introvert. Hal yang perlu diperhatikan adalah selama kepribadian tersebut tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, maka kita tidak perlu memiliki kekhawatiran yang terlalu dalam. Tetapi apabila kepribadian tersebut sangat merugikan diri sendiri dan orang lain, maka sebaiknya kita melakukan sesuatu. Hal ini bukan berarti merubah diri kita secara total, melainkan menyesuaikan diri kita terhadap lingkungan.
Contoh.
Kecenderungan untuk menyendiri membuat kita dijauhi lingkungan karena menolak untuk mengerjakan tugas kelompok.
Kecenderungan untuk selalu membutuhkan orang lain menganggu teman-teman lainnya yang sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian.
Berdasarkan email-email konsultasi yang masuk kepada tim Webkonseling, banyak yang mempertanyakan mengenai bagaimana caranya merubah kepribadian yang tertutup (introvert) menjadi lebih terbuka. Hal ini khususnya terkait dengan kesulitan mereka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya (pekerjaan, sekolah, kuliah dll).
Untuk membuat diri kita menjadi lebih terbuka terhadap orang lain, penting bagi kita untuk mengetahui mengapa lebih senang sendiri daripada bergaul dengan orang lain. Ada berbagai alasan mengapa orang lebih nyaman sendiri, seperti malu, merasa tidak PD, merasa rendah diri/minder, takut membuat kesalahan, ada pengalaman menyakitkan dimasa lalu mengenai pertemanan dll.
Ada beberapa saran yang bisa diberikan agar kita menjadi lebih berani dan terbuka dalam bersosialisasi/bergaul:
1. Hilangkan pikiran negatif mengenai diri sendiri
Pada saat berbicara atau berkenalan dengan orang lain, jangan sekali-kali mengkritik diri sendiri. Hilangkan jauh-jauh pikiran-pikiran mengenai pendapat orang mengenai diri kita. Misalnya, “dia tidak suka dengan saya”, “saya tidak pandai berbicara” dll. Pikiran negatif atau kritik diri sendiri hanya akan menghambat pembicaraan dan keinginan kita untuk bergaul karena apa yang kita pikirkan belum tentu benar.
2. Jangan berharap terlalu banyak dari orang lain
Usaha kita untuk bergaul dengan orang lain tentunya diiringi pula dengan ekspektasi kita yang besar akan tanggapan orang lain terhadap kita. Sebaiknya, kita tidak memiliki ekspektasi yang terlalu besar terhadap orang lain. Karena, apabila ekspektasi tersebut tidak terpenuhi semakin kecewa kita terhadap orang lain, yang pada akhirnya dapat memutuskan semnagat kita untuk bergaul kembali dengan orang lain dilain waktu. Jangan terlalu banyak berharap akan reaksi orang lain sesuai dengan keinginan kita. Sangatlah wajar apabila jawaban yang diberikan mereka mungkin hanya sebatas “ya”, “tidak” atau jawaban singkat. Hal ini bukan berarti mereka tidak menyukai kita atau menolak berteman dengan kita. Karenanya, tetaplah melakukan pendekatan diri dengan mereka.
3. Bicarakan hal-hal yang umum
Agar komunikasi dengan orang baru dapat berjalan lancar, mulailah dengan membicarakan hal-hal yang umum, seperti, hobi, berita, film, musik, kejadian yang sedang heboh terjadi di masyarakat dll. Jangan terlalu banyak membicarakan diri sendiri atau orang lain karena hal ini akan memancing reaksi negatif dari orang lain yang belum tentu sesuai dengan maksud kamu.
4. Jadilah pendengar yang baik
Jika kamu merasa sulit untuk mencari bahan pembicaraan, maka kamu dapat menjadi pendengar yang baik. Dengarkanlah cerita atau curhatan teman kamu. Kamu tidak perlu terlalu banyak bicara, karena biasanya orang lain hanya ingin didengarkan.
5. Jangan memulai atau terlibat perdebatan
Bila obrolan kamu dengan teman kamu mulai mengarah kearah perdebatan, hindarilah. Jangan membuat diri kamu terjebak dalam perdebatan atau memicu perdebatan, karena hal ini hanya akan menyulitkan kamu.
6. Mulailah atau pilihlah kelompok teman yang aman
Di dalam suatu lingkungan, biasanya terdapat berbagai jenis kelompok yang memiliki identitas kelompok sendiri. Umumnya kelompok-kelompok tersebut memiliki ciri-ciri atau kesamaan yang bisa berdasarkan atas status, hobi, jenis kelamin dll. Jika ingin bergaul atau memiliki teman dekat, mulailah dengan kelompok yang aman. Dalam hal ini adalah kelompok yang tidak menyesatkan, tidak menuntut atau kelompok yang sesuai dengan kamu. Dengan begitu kamu akan lebih nyaman berada di kelompok tersebut.
2 komentar:
saya boleh minta tolong sebutkan ciri-ciri orang extrovert dan introvert secara terperinci gimana mereka bergaul, memandang masalah, pandangan orang terhadap dia, dan bagaimana dia menjalani hidupnya..
tolong dikirim ke email saya ya...sedang butuh penting.trims
Bolehkah saya meminta informasi yang sama seperti yang diminta oleh Yessi karena saya amat membutuhkannya.
Terima kasih ya.
Posting Komentar