Senin, 14 November 2011

MENGENAL DAN MENGATASI TRAUMA



Sebagai seorang manusia yang punya pikiran rasional dan diberikan perasaan, kita akan mudah sekali tersakiti atau terlukai oleh berbagai macam peristiwa. Terkadang peristiwa-peristiwa yang menyakitkan tersebut menimbulkan trauma oleh orang yang mengalaminya. Sebagian besar dari orang pasti pernah mengalami trauma. Banyak orang yang sering mengatakan “ah trauma nih saya”, “saya trauma banget sama…..”.

Apakah sebenarnya trauma? Trauma merupakan suatu pengalaman yang menimbulkan stress, shock, menyakiti seseorang secara emosional dan menimbulkan dampak dan efek secara mental (psikologis) maupun fisik.

Ada 2 situasi yang yang dapat menimbulkan trauma, yaitu 1) trauma yang ditimbulkan dari suatu situasi yang secara fakta mengancam, menakutkan, menimbulkan kematian dan bisa mencelakakan seseorang, seperti bencana alam, kecelakaan dll. 2). Trauma yang ditimbulkan dari situasi yang memiliki arti khusus dari orang yang mengalaminya. Dalam hal ini peristiwa yang sama belum tentu menimbulkan trauma yang sama kepada orang lain, seperti, putus cinta, tidak lulus, dikhianati dll.
Bagaimana cara membantu seseorang untuk bisa lepas dari traumanya:

1. Identifikasi dan evaluasi cara kita mengatasi stress atau situasi traumatis

Cara yang paling awal dapat dilakukan adalah dengan belajar untuk membuat diri kita sendiri nyaman dan mampu menghadapi situasi stress atau traumatis. Terkadang perasaan trauma dapat membuat kita kehilangan kendali dan cenderung melupakan strategi yang biasa kita gunakan untuk mengatasi stress. Cobalah untuk mengidentifikasi cara-cara apa saja yang biasa dilakukan untuk mengatasi stress, kemudian evaluasi apakah cara-cara tersebut sudah efektif atau belum, jika belum mintalah bantuan orang lain untuk mencarikan dan indentifikasi strategi apa saja yang bisa digunakan untuk membuat diri kita sendiri nyaman.

2. Mengamati ulang arti dari situasi traumatis yang menimpa kita.

Cobalah untuk membuka pikiran kita lebar-lebar akan apa arti dari kejadian traumatis terhadap diri kita sendiri. Terkadang karena peristiwa tersebut terlalu menyakiti, kita melihat kejadian tersebut dan diri kita sangat negatif sehingga melupakan arti sebenarnya kejadian tersebut secara lebih rasional. Kita cenderung untuk memandang diri kita sebagai korban dan tidak mau membuka pikiran untuk melihat diri kita dan kejadian traumatis tersebut dari sisi positifnya. Coba untuk mengamati ulang kejadian traumatis dan menemukan arti baru yang lebih positif dari kejadian tersebut.

3. Timbulkan rasa aman dan percaya kepada diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

Peristiwa trauma biasanya membuat diri kita merasa tidak aman, nyaman dan tidak bisa mempercayai orang lain dan lingkungan. Belajar untuk mempercayai berarti belajar untuk membuat diri kita sendiri nyaman dihadapan orang lain dan di lingkungan. Dengan kita menyadari bahwa akan ada orang lain dan lingkungan untuk kita, maka kita lebih merasa nyaman dan aman hidup di dunia ini dan tidak terlalu khawatir akan tersakiti di lain waktu.

5. Raih kembali kontrol terhadap diri sendiri

Peristiwa trauma biasanya membuat kita merasa kita tidak memiliki kontrol terhadap suatu peristiwa. Kita akan merasa pasrah, tidak dapat berbuat apapun, helpless meskipun pristiwa traumatis tersebut telah lewat. Tingkatkanlah rasa yakin pada diri sendiri bahwa kita sebenarnya memiliki kontrol terhadap diri kita sendiri. Kita mungkin sulit untuk mengontrol lingkungan tetapi paling tidak kita sebenarnya memiliki kontrol terhadap perasaan dan tingkah laku diri kita sendiri. Hanya diri kita yang bisa membuat diri kita sendiri merasa bahagia, maupun sedih dan stress. Karenanya, Meraih kontrol terhadap diri sendiri berarti meraih dan menciptakan kebahagiaan terhadap diri sendiri tanpa harus di setir oleh lingkungan.

6. Tingkatkan rasa penghargaan terhadap diri sendiri

Peristiwa traumatis sangat erat kaitannya terhadap bagaimana kita melihat dan menghargai diri sendiri. Kejadian negatif otomatis membuat kita memandang diri kita dan lingkungan kita secara negatif. Kita melupakan bahwa sebenarnya banyak hal-hal positif yang kita miliki yang membuat diri kita berharga sehingga seberapapun negatifnya kejadian di lingkungan, kita tetap merupakan orang yang positif. Cobalah untuk menghargai diri kita secara lebih dengan cara menyadari dan mengidentifikasi poin-poin positif apa yang sebenarnya kita miliki untuk bisa bangkit dan kembali menunjukan kepada diri sendiri dan lingkungan bahwa kita orang yang berharga. Apabila kita memandang diri kita secara positif maka kita pasti akan memandang hidup dan lingkungan secara positif pula. 

Semoga bermanfaat!


Tara de Thouars BA, M.PSi
Webkonseling Staff

Tidak ada komentar: