Kejadian yang tidak menyenangkan
dan tidak diinginkan bisa saja menimpa siapapun dan terjadi kapanpun. Kejadian
seperti dikhianati, disakiti, dimanfaatkan, dihancurkan, dan diremehkan oleh
orang lain, merupakan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan namun seringkali
tidak bisa dihindari. Kejadian tersebut pada sebagian besar orang pada akhirnya
menimbulkan perasaan dendam pada orang yang terkait.
Wajarkah kita memiliki dendam pada
orang lain ?
Wajarkah jika kita ingin membalaskan
dendam kita pada orang lain ?
Tentu sangat wajar, karena tidak
ada seorangpun didunia ini yang ingin disakiti dan dilukai hatinya. Apa
sebenarnya dendam ? Dendam merupakan perasaan marah, dan terluka yang tersimpan
yang ditujukan pada orang tertentu yang telah menyakiti hatinya. Dendam muncul
ketika seseorang tidak mampu melampiaskan perasaan marah dan emosi negatifnya
secara langsung pada orang yang bersangkutan. Bisa disebut juga sebagai
perasaan ketidak mampuan seseorang untuk mengatasi masalahnya secara langsung.
Permasalahannya apakah dengan
membalaskan dendam maka masalah selesai ? Belum tentu.
Dari mana sebenarnya asalnya
dendam? Seringkali kita berpikir bahwa ketika kita dendam pada seseorang, itu
karena orang tersebut telah menyakiti kita, sehingga munculah perasaan marah
pada orang tersebut. Tetapi, apakah rasa marah tersebut 100 % kita arahkan pada
orang tersebut ? Belum tentu. Karena sebenarnya sebagian besar marah itu kita
arahkan kepada diri sendiri.
“marah karena membiarkan hal
tersebut terjadi”
“marah karena gagal melindungi
diri”
“marah karena memandang diri tidak
berguna “
“marah karena dengan mudahnya
disakiti orang lain”
“marah karena harga diri yang
terinjak”
dll
Ada perasaan marah dan tidak
terima pada diri sendiri sehingga memunculkan kemarahan yang ingin dilampiaskan
pada orang lain. Namun ketidak
mampuan kita untuk marah pada diri sendiri kita proyeksikan melalui marah pada
orang lain yang menjadikan kita dendam pada orang itu. Dan kita berpikir bahwa
ketika dendam sudah terbalaskan maka rasa marah pada diri tersebut akan terbawa
hilang.
Ketika dendam sudah
terbalaskan namun tidak juga
merasa puas, ataupun dendam tidak bisa hilang dari diri kita, maka kemungkinan
besar rasa marah terhadap diri sendiri masih sangat besar dan belum hilang.
Semakin marah seseorang pada dirinya sendiri maka semakin dendam ia pada orang
yang berbuat negatif padanya.
Cth :
Bella
dikhianati pacar, karena pacar memiliki orang ketiga. Kejadian tesebut membuat
Bela merasa diremehkan, tidak dihargai dan tidak dianggap oleh pacarnya.
Ketika
Bella dendam pada pacarnya, belum tentu 100 % rasa marah diarahkan ke pacarnya.
Justru Bella marah pada diri sendiri karena merasa gagal dalam melindungi
hubungannya, merasa orang yang tidak berharga. Ini menimbukan rasa marah yang
sangat besar pada dirinya sendiri yang dipicu oleh pacarnya.
Lantas, bagaimanakah baiknya dalam mengatasi dendam ?
1. Evaluasi arti untuk diri
sendiri
Bila kejadian buruk menimpa segera
evaluasi artinya untuk diri kita sendiri, karena arti tersebutlah yang membuat
diri kita penuh dengan rasa dendam. Cek arti negatif apa yang sebenarnya kita
berikan pada diri sendiri dari kejadian tersebut. Pikiran negatif ke diri
sendiri apa yang tersentuh / terangkat dengan adanya peristiwa tersebut.
Jika sudah menemukannya, cobalah
untuk melihat diri sendiri dengan lebih positif dan obyektif. Jangan kaitkan
peristiwa negatif yang terjadi dengan menilai diri sendiri negatif juga.
Pisahkan antara tindakan negatif orang lain dengan pikiran negatif terhadap diri
sendiri. Dengan demikian, kita akan dapat melihat dan menilai masalah secara
lebih obyektif dan mengandalkan logika kita dalam menyelesaikan masalah
ketimbang emosi.
2. Penerimaan diri
Bagaimanapun juga dendam membuat
hidup kita menjadi tidak nyaman,tidak damai, penuh rasa marah dan juga tidak
bahagia. Bila kita bisa lebih menerima diri kita apa adanya dalam keadaan
apapun (baik itu ketika disakiti ataupun dikhianati orang lain), maka rasa
damai kita tidak akan terusik oleh sikap buruk orang lain pada kita.
Bila kita telah melakukan balas
dendam, maka harga diri kita akan naik. Ada perasaan puas, lega, merasa lebih.
Akan tetapi bisakah harga diri dinaikkan tanpa harus melakukan balas dendam ?
Tentu Bisa. Ini bisa dilakukan dengan cara berusaha untuk lebih menghargai diri
sendiri, tidak menutut diri sendiri, memaafkan diri sendiri dan tidak
menghakimi diri sendiri.
2. Berpikir untung dan rugi
Sebelum berniat untuk membalas
dendam, pikirkan dahulu apa untung dan ruginya untuk kita. Bila ternyata lebih
banyak ruginya, masih pantaskah dilakukan, hanya demi kepuasaan sesaat ?
Pikirkan dampaknya tidak hanya
untuk jangka pendek, namun juga jangka panjangnya. Jangan sampai menyesal
dikemudian hari. Meskipun emosi saat ini terasa meledak-ledak, tapi tetaplah
mengutamakan logika dalam menentukan keputusan. Karena apapun keputusan kita
pasti akan memberikan dampak untuk kedepannya.
3. Fokus pada apa yang lebih baik
untuk diri sendiri
Ketimbang hidup hanya dihabiskan
untuk mencari cara balas dendam, alangkah baiknya bila fokus untuk menjadikan
segala keadaan dan disituasi disekitar kita menjadi lebih baik. Memulihkan diri
sendiri atas peristiwa negatif lebih baik ketimbang memenuhi diri dengan rasa
marah dan balas dendam.
Fokus untuk mencari target-target
pribadi untuk dicapai. Misalnya, bisnis ditipu orang lain. Baiknya adalah fokus
untuk mencari cara membangkitkan bisnis kembali dan memikirkan
tindakan-tindakan preventif untuk kedepannya, daripada membuang waktu untuk
mencari cara-cara balas dendam pada orang yang menipu kita.
5. Membalas dendam dengan lebih
elegan
Ada cara-cara lain untuk balas
dendam yang lebih elegan dan signifikan. Tidak membalas kekerasan dengan
kekerasan, penghianatan dengan penghianatan, penipuan dengan menipu, tetapi membalas dendam dengan
menunjukan diri sebagai pribadi yang lebih baik dari pada orang yang menyakiti
kita.
Kalaupun mau membalas dendam
pastikan balas dendam itu juga membuahkan hasil positif untuk diri kita
sendiri. Misalkan, bisnis ditipu, balas dendam lah dengan cara memajukan bisnis
lebih baik dari orang yang menipu. Dikhianati pacar, balas dendamlah dengan
cara mencari orang lain yang jauh lebih baik dari yang mengkhianati kita.
Biarkan orang lain yang punya
sikap buruk. Jangan buat diri kita menjadi pribadi yang buruk juga karena orang
lain.
6. Mengambil hikmah
Pasti selalu ada pelajaran
berharga dibalik kejadian negatif yang menimpa kita. Ambil peristiwa tersebut
sebagai pelajaran bukan sebagai hukuman untuk kita. Tanpa adanya peristiwa
negatif, maka kita tidak akan belajar untuk bisa menjadi orang yang lebih baik
dari sebelumnya.
Semoga Bermanfaat !!!
Tara de Thouars, BA, M.Psi
Webkonseling Staff
9 komentar:
artikel yang sangat apik , saya harus belajar banyak ke anda, bisa kah anda mengunjungi blog saya untuk belajar lebih lanjut ??
Bagus artikelnya.... yang lain pasti sepakat juga kan.....?!?!? Insya Allah...
saya sepakat... ^_^
mampirlah juga keblog saya...
...beri saya kritikan
join with me juga ya...
salam kenal mas bro, minta backlinknya ya :D, saya tunggu kunjungan baliknya :D
Hi, This website is very good. Thanks.
Good web
Makasih ya,Gan.berkan artikel ini terbuka pikiran Gw...Nice info,Thanks
Salam kenal sukses selalu, di tunggu update yang terbarunya, jangan lupa kunjungi balik ya :D
marah saya ini tidak yang seperti anda kira, dia sudah menghianati saya dan prinsipnya
Posting Komentar