Saya ingin
seperti dia?
Mengapa
dia kaya saya tidak ?
Mengapa
dia lebih menarik?
Saya ingin
sepintar dia ?
Dia orang
yang sangat beruntung saya tidak ?
Andaikan
saya jadi dia….?
Nasib saya
mengapa tidak sebaik dia ?
Pernahkan anda mengucapkan
kalimat-kalimat diatas ? Mungkin sebagian besar dari anda menjawab Ya. Sebagai
manusia yang normal, wajar apabila kita memiliki keinginan dan harapan.
Tentunya keinginan dan harapan tersebut akan tercipta karena kita biasanya
membandingkan diri kita dengan orang –orang disekitar kita. Namun,
membanding-bandingkan diri dengan orang lain apakah sehat ? Bisa Ya, bisa juga
Tidak. Akan menjadi Ya, bila perbandingan kita pergunakan untuk memicu semangat
dan motivasi kita untuk menjadi lebih baik seperti orang lain. Namun akan
menjadi Tidak, bila perbandingan tersebut pada akhirnya membuat kita stress,
tidak menerima diri kita apa adanya dan juga menjadi tertekan.
Stress dan rasa tertekan pada
akhirnya akan muncul bila apa yang menurut kita IDEAL tidak sesuai dengan REALITA.
Dan semakin besar perbedaan antara ideal dan relita, maka akan semakin besar
pula konflik dan perasaan tertekan yang kita rasakan.
Contoh:
IDEAL : Berat badan 45
REALITA : Berat badan saat ini 100
IDEAL : Kaya raya
REALITA : Pas-pasan
IDEAL : IQ 130
REALITA : 90
Lantas apa yang akan terjadi bila
konflik dan perasaan tertekan tersebut sangat besar? Biasanya timbulah perasaan
iri, tidak puas, tidak menerima diri sendiri, benci pada diri dan lingkungan,
marah pada diri sendiri ataupun Tuhan. Semua perasan tersebut adalah perasaan
KETIDAKDAMAIAN.
Jadi apa yang harus kita lakukan
agar kita bisa DAMAI dengan diri sendiri? Ada beberapa cara yang bisa dilakukan
untuk kita bisa berdamai dengan diri sendiri, diantaranya :
1. Memperkecil
GAP antara IDEAL VS REALITA
Bila kita
tahu bahwa realita sangat jauh dengan ideal kita, maka, cobalah untuk
memperkecil perbedaan (gap) tersebut dengan memodifikasi apa yang menjadi ideal
dan bergerak untuk merubah realita. Memiliki ideal sangat baik, namun apabila
ideal tersebut terlalu berlebihan, sulit untuk diraih dan membuat stress, maka
baiknya kita turunkan apa yang menjadi ideal kita. Misalnya, tidak harus kaya
tapi berkecukupan atau tidak harus cantik namun bersih dan menarik.
Disisi
lain, jangan hanya menunggu realita untuk berubah namun harus ada USAHA juga
dari kita untuk merubahnya. Jika kita hanya pasrah menunggu realita berubah mau
sampai kapan. Bergeraklah dan mengusahakan berbagai macam cara agar realita pun
berubah mendekati ideal. Misalnya, jika ingin pintar berusaha untuk belajar,
jika ingin kurus berdiet, jika ingin cantik berusaha merawat diri.
Ada
istilah yang mengatakan bahwa buatlah target setinggi mungkin, carilah
idealisme setinggi mungkin. Saya setuju sekali. Namun, apa yang menjadi target
dan ideal juga harus realistis. Kalau memang apa yang menjadi ideal tidak
membuat kita stress dan tertekan, berarti tidak masalah. Tetapi kalau ideal
yang kita tentukan malah membuat stress, berarti ada yang salah (tidak tepat). Buat apa
menentukan sesuatu yang kita pun tahu tidak mungkin tercapai atau teraih. Bukankah
lebih baik bila idealnya juga disesuaikan dengan realitas yang ada. Tujuannya
agar kita lebih damai dan happy dalam
mengejar ideal tersebut.
2. Bersyukur
Cobalah
untuk mensyukuri apa yang sudah menjadi milik kita. Daripada terus menerus
menentang keadaan kita saat ini, lebih baik syukuri apa yang sudah diberikan
dan dimiliki. Bagaimanapun juga setidak sempurnanya kita, pasti ada orang-orang
lain yang lebih tidak seberuntung kita.
3. Mencari
kelebihan lainnya
Kalaupun
memang hidup kita ada tidak sempurnanya, pasti kita juga memiliki kesempurnaan
pada hal lainnya. Cari dan sadarilah bahwa tidak ada yang sempurna dan tidak ada
yang tidak sempurna. Dalam hidup pasti ada ups
and downs, baik dan buruk, beruntung
dan tidak beruntung. Kalau memang dalam satu aspek kita tidak terlalu memuaskan
pasti ada aspek lain dari diri kita yang juga baik. Misalnya, mungkin kita
tidak kaya tapi kita pintar. Mungkin kita tidak cantik tapi kita menyenangkan.
Kesimpulannya, berdamai dengan
diri sendiri harus dimulai dari diri sendiri. Jangan menunggu nasib, jangan
menunggu hal-hal disekitar kita berubah. Tapi, rubahlah cara pandang kita agar
kedamaian tersebut bisa tercipta.
Bila kita bisa berdamai dengan diri
sendiri, maka kebahagiaan pasti akan tercapai dengan seketika.
Semoga Bermanfaat!
Tara de Thouars, BA,M.Psi
Webkonseling Staff
2 komentar:
Helpfull...
salam kenal.
Saya punya masalah dengan kpribadian saya, terkadang saya sering mudah marah dan juga mempunyai perasaan ketakutan yg berlebihan terhadap sesuatu yg saya tida ketahui dan lebih parah saya sering punya perasaan tidak mau lagi bergaul dngn orang2 disekitar saya entahkah itu teman ataupun tetangga, saya selalu merasa mereka selalu menyindir saya, menjelekan saya, dll dan karena itu saya lebih suka menyendiri namun dalam batin saya, saya merasa kesepian, namun tak mampu bergerak karena terus dibayang2ngi pikiran negatif saya. Tolong..! saya minta solusinya atas segala permasalahan saya. Seblumnya terima kasih.
Posting Komentar